Kisah Nyata Christopher McCandless
I KNOW ALL THE RULES
BUT
THE RULES DO NOT KNOW ME !!!!!
BUT
THE RULES DO NOT KNOW ME !!!!!
Christopher Johnson McCandless (12 Februari 1968 – Agustus 1992) adalah seorang tumpangan Amerika yang merubah namanya menjadi Alexander Supertramp dan
mendaki ke Alaska padang gurun pada April 1992 dengan sedikit membawa
makanan dan peralatan, berharap untuk hidup untuk waktu dalam
kesendirian. Hampir empat bulan kemudian, McCandless ditemukan, beratnya
hanya 67 pon (30 kg) ia meninggal karena kelaparan di dekat Danau
Wentitika di Denali National Parl Preserve .
Pada bulan
Januari 1993, penulis Jon Krakeuer menerbitkan cerita McCandless di
bulan itu .Pada tahun berikutnya Terinspirasi oleh kisah rincian
McCandless itu, dari karangan buku Jon Krakeuer lahirlah film berjudul
Into The Wild tentang perjalanan McCandless dengan aktor utama Emile
Hirsch sebagai McCandless.
Christopher
Johnson McCandless, adalah seorang pemuda yang cerdas, atletis dan
berasal dari keluarga kaya. Ayahnya, Walt McCandless, adalah seorang
antenna specialist yang bekerja untuk NASA, sedangkan ibunya, Wilhelmina
Johnson, adalah seorang konsultan yang sangat sukses. Chris adalah
lulusan terbaik di Emory College, dan telah mendapatkan tawaran untuk
melanjutkan kuliah di Harvard jurusan Hukum.
McCandless lahir di El Segundo, California, anak yang pertama dari dua bersaudara, ayahnya bernama Walter McCandless 'Walt' dan ibunya bernama Wilhelmina Johnson 'Billie'. Chris punya satu adik, Carine Mc Candless. Pada tahun 1976, keluarganya menetap di Annandale, Virginia, pinggiran Washington, DC. Ayahnya bekerja di NASA dan ibunya seorang konsultan kedua orang tuanya dikenal sebagai pasangan yang sukses dan harmonis serta figur ideal bagi lingkungan sosialnya. Namun bagi Chris sendiri, orang tuanya hanyalah figur masyarakat kelas menengah yang hipokrit dan penuh dengan kemunafikan. Karena pada kenyataannya, Walt, (ayahnya) sering melakukan tindak kekerasan terhadap ibunya. Bahkan Chris juga mengetahui bahwa dirinya dan Carine (adiknya) ternyata adalah anak yang dilahirkan dari sebuah hubungan gelap ayahnya. Chris dan Carine memiliki enam saudara tiri yang tinggal di California dari pernikahan pertama ayahnya. Ternyata ayahnya belum bercerai dari istri pertamanya ketika Chris dan Carine lahir, namun Chris tidak menemukan perselingkuhan ayahnya sampai perjalanan musim panas ke California Selatan pada tahun 1986. Suatu hal yang sangat melukai hati Chris, dia menganggap kedua orangtuanya telah membohonginya, dan situasi inilah yang kemudian membentuk pribadi Chris sekaligus menjadi motivasi dari perjalanan dan petualangannya saat ia beranjak dewasa. Dalam kata-katanya, dia mengutip Thoreau,
Setelah
lulus dari Emory, Chris telah memilih jalan hidupnya sendiri. Dia
dengan berani menolak hadiah mobil baru yg diberikan kedua orang tuanya.
Bahkan sisa uang kuliahnya sebesar 42.000 dolar yg seharusnya digunakan
untuk melanjutkan kuliah, 24.000 dolar-nya telah dia sumbangkan ke
Oxfam International. Tidak ada yang tahu sikap Chris ini selain Carine,
satu-satunya orang yg dipercaya oleh Chris dalam keluarganya.
Chris
kemudian memilih untuk berpetualang bebas, menyendiri dan meninggalkan
kehidupan sosial dari orang-orang yang dikenalnya, sebagai ekspresi
ketidakpuasan dirinya atas peradaban yang disaksikannya setiap hari.
Baginya, modernisasi membuat individu menjadi tidak manusiawi. Dia
berpikir, penderitaan yang terjadi dimana-mana disebabkan karena manusia
saling menyakiti. Masyarakat dianggapnya lebih banyak mengekang
kebebasan individu, hingga mengatur bagaimana caranya hidup. Kondisi
seperti itulah yang dialami Chris dengan keluarganya.
Cita-cita
besarnya adalah hidup di tengah belantara Alaska, dan itu diawali
dengan meninggalkan mobil Datsun miliknya serta membakar habis uang
dolar sisa kuliahnya untuk berpetualang ke San Diego, El Paso, Houston,
Grand Canyon, Joshua Tree, Palm Springs, Las Vegas hingga akhirnya
sampai ke Alaska.
Dalam
petualangannya itu, Chris mengganti namanya menjadi ”Alexander
Supertramp”. Layaknya seoarang backpacker, Chris sangat menikmati
petualangannya. Ia berjalan kaki, menumpang mobil, naik kereta barang
diam-diam, untuk pergi ke Sierra Nevada hingga ber-rafting ria menyusuri
sungai Colorado menuju Gulf of California. Kemudian menyelundup ke
Mexico melalui dam di perbatasan dan tinggal dalam gua di pinggiran
pantai selama 3 minggu. Demi bertahan hidup dan membiayai perjalanannya
ke Alaska, Chris juga sempat bekerja sebagai waitress di burger King dan
berjualan buku di kampung hippies untuk mendapatkan uang.
Chris
mulai berproses dan berinteraksi dengan orang-orang yang ditemuinya,
antara lain dengan Wayne Westernberg, yang menjadi sahabat dekatnya,
kemudian bertemu dengan Jan & Rainey, sepasang hippies yang telah
menganggap Chris sebagai keluarga, juga bertemu dengan Tracy, wanita
cantik yang cintanya ditolak oleh Chris, hingga bertemu dengan Ron
Franz, seorang purnawirawan angkatan darat yang juga hidup menyendiri,
dan mengajari Chris tentang mencintai sesama.
"I’ll
miss you too, Ron. But you're wrong if you think that the joy of life
comes principally from human relationships. God's placed it all around
us. It's in everything. It’s in anything we can experience. People just
need to change the way they look at those things."
Kutipan
kata-katanya saat berbincang dengan Ron Franz di sebuah bukit berbatu
sangatlah berkesan. Jelas menggambarkan siapakah sosok Chris sebenarnya.
Chris adalah seorang pemuda idealis, yang anti-sosial dan
anti-kemapanan. Setiap pemikirannya selalu dipengaruhi oleh tokoh-tokoh
hebat macam Thoreau, Emerson, Jack London dan Tolstoy yang beraliran
romantic dengan standar moral yang tinggi. Dia menganggap bahwa
kebahagiaan itu bisa diciptakan sendiri tanpa harus memiliki materi. Dan
kebahagiaan itu bukan ditentukan oleh hubungan antar manusia,
seakan-akan dia ingin mengingkari kenyataan bahwa manusia itu adalah
mahluk sosial yang hidupnya bergantung pada orang lain.
Setelah
2 tahun berpetualang mengelilingi Amerika, tibalah Chris di tanah
tujuannya, yaitu hutan belantara Alaska yang dipenuhi salju. Chris harus
menyeberangi sungai beku hingga mendapati sebuah bis kosong untuk
dijadikan tempat tinggalnya selama berminggu-minggu. Dalam
kesendiriannya di tengah-tengah hutan, Chris mengalami pencerahan yang
benar-benar mengubah cara pandang dunianya. Ia mulai resah dan bosan
dengan kesendiriannya itu.
Namun
sayang, ketika dia memutuskan untuk kembali ke dunia normalnya, alam
bebas seakan tidak mengijinkannya pergi begitu saja. Ia terjebak di
belantara Alaska, lantaran sungai beku yang pernah diseberanginya telah
berubah menjadi sungai besar yang berarus deras saat musim kemarau.
Persediaan makanannya telah habis, dan Chris hanya bisa mengandalkan
tanaman-tanaman yang ada di sekitarnya. Berbekal pengetahuan survival
seadanya dan sebuah buku field guide tentang edible plant (botani
praktis), Chris mencoba mengidentifikasi tanaman untuk makanan
sehari-harinya. Dan sungguh naas nasibnya, maksud hati hendak memakan
Hedysarum alpinum (sejenis kentang), dia malah memakan Hedysarum
mackenzii tanaman sejenis yang morfologinya hampir sama namun mengandung
racun dan dapat menyebabkan kematian.
Dalam
kesendiriannya itu, Chris mencoba untuk melawan racun yang ada di
tubuhnya selama beberapa hari. Hingga akhirnya lemas dan tidak bisa
bergerak, hanya berbaring di tempat tidur. Secara perlahan, air matanya
mengalir, dibukanya buku Doctor Zhivago yang dia bawa. Matanya terpaku
pada deretan kalimat :
"... and that an unshared happiness is not happiness..."
Lalu dia mengambil pena dan dengan tangan bergetar, dia menggoreskan kalimat :
"HAPPINESS ONLY REAL WHEN SHARED"
Saat
mengalami epiphany, dia malah membayangkan wajah orang-orang yang
disayanginya, dan dia benar-benar merindukan kedua orang tuanya. Chris
akhirnya mati di tanah impiannya, Alaska.
ini catatn terakhir alex.supertramp:
"I
have had a happy life and thank the Lord. Goodbye and may God bless
all" ia meninggal disertai senyuman bahagia ketika kepergiannya....
#Yang mau filmnya dateng aja kerumah :D
0 Komentar:
Post a Comment